Wednesday, June 15, 2011

Ahli Tahajud Digoda Ular

Seribu satu cara setan menggoda umat Islam, baik dengan menampakkan dirinya maupun dengan sesuatu yang menyilaukan mata manusia. Hal ini dilakukan setan saat menggoda ahli shalat tahajud agar menghentikan kebiasaannya.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Amir bin Abdi Qais senantiasa shalat tahajud di malam hari dan berpuasa pada siang harinya.
Melihat ahli ibadah itu begitu khusyuk shalat tahajud, Iblis berinisiatif mengganggunya. Ia tidak rela jika Amir istiqamah dalam menjalankan shalat tahajud itu.

Maka pada suatu malam ketika Amir tengah melakukan tahajud, Iblis datang mengganggu dengan menjelma menjadi seekor ular, dan ular itu berada di tempat sujud Amir.

Alqamah bin Mursyid berkata bahwa ia melihat ular masuk lewat gamis bagian bawah Amir ketika Amir shalat tahajud lalu keluar melalui lengan bajunya. Namun Alqamah merasa heran karena seolah Amir merasa tak terganggu sedikitpun atas keberadaan ular itu.




Ular Jelmaan.
Keesokan harinya, Alqamah bertanya kepada Amir perihal ular yang dilihatnya semalam.
"Mengapa tidak engkau singkirkan ular itu?" tanyanya.
"Demi Allah, aku benar-benar malu di hadapan Allah SWT dan demi Allah aku tidak melihat ular itu ketika ia masuk maupun keluar," jawab Amir.



Lalu seseorang mengomentari kekhusyukannya dalam shalat tahajud, dan ia berkata bahwa dengan kekhusyukan itu maka Amir dapat menggapai surga dengan mudah. Namun Amir tidak mau menerima pujian itu.

Seseorang yang lain berkata bahwa suatu saat Amir sakit dan menagis.
"Apa yang membuat kamu menangis, padahal kamu sudah seperti itu (ahli ibadah)?" kata orang tersebut.
"Siapakah yang lebih berhak menangis selain aku? Padahal aku tahu perjalananku sangat jauh sementara bekal yang aku bawa sangat sedikit? Aku berada dalam perjalanan penuh pendakian dan jalan menurun, apakah perjalananku ini menuju surga atau neraka, sama sekali aku tidak tahu kemanakah tempat kembaliku kelak," jawabnya.

Kisah Iblis yang menjelma menjadi seekor ular ini terdapat dalam kitab Al-Hilyah.