Tuesday, June 28, 2011

Kisah Ramses II dan Nabi Musa

Kisah Islamiah hadir kembali dan kali ini akan mengisahkan tentang Raja Ramses II yang mengaku Tuhan kepada Nabi Musa.
Fir'aun sebenarnya adalah Raja dari dinasti ke 19 kerajaan Mesir Kuno. Sebagai raja, ia memimpin beberapa ekspedisi ke Israel, Lebanon dan Suriah. Ia juga memimpin ekspedisi ke selatan, ke Nubia, dan bagian awal kekuasaannya adalah fokus dalam pembangunan kota, kuil dan monumen.

BERIKUT KISAHNYA.
Raja Fir'aun mendirikan kita Pi-Ramesses di delta sungai nil sebagai ibu kota barunya dan basis utama untuk kampanye militernya di Suriah. Ramesses II juga merupakan salah satu Fir'aun yang paling lama berkuasa, yakni 66 tahun.

Saat Nabi Musa dilahirkan, Ramses II sudah berusia 54 tahun. Dia sudah mengangkat dirinya sebagai Tuhan.
Ramses II diangkat sebagai Fir'aun pada usia 24 tahun, dia mengendalikan sepenuhnya Mesir dalam waktu 20 tahun pertama. Saat mengangkat dirinya sebagai Tuhan, kekuasaannya sudah berlangsung selama 30 tahun.



Kelahiran Musa sangat menggusarkan Fir'aun, sebab para penasehat spiritualnya mengatakan bahwa akan lahir bayi laki-laki dari kalangan Bani Israel yang kelak akan mengalahkan Fir'aun.
Dia pun memerintahkan pembunuhan setiap bayi laki-laki dari Bani Israil.
(lihat QS. 2: 49).

Akan tetapi, bayi Musa diselamatkan oleh Allah SWT dengan cara yang sangat istimewa. Ibu Musa memperoleh ilham dari Allah untuk menghanyutkan bayinya di aliran sungai Nil. Atas kehendak-Nya, bayi yang diletakkan di ranjang itu akhirnya berlabuh hingga sampai di istana Fir'aun di Memphis.



Saat itu, istri Fir'aun yang paling dicintai (Asiyah) sedang berada di taman pinggir sungai Nil. Dia melihat bayi lucu itu dan langsung jatuh hati kepadanya. Maka, dia lalu mengambil bayi tersebut dari keranjangnya dan meminta Fir'aun untuk tidak membunuhnya.
Bahkan justru bayi laki-laki itu berkulit putih yang jelas-jelas bukan dari kaum Fir'aun. Ramses II tidak mampu menolak permintaan istrinya.
(Lihat QS. 28: 9).

MUSA TINGGAL di KERAJAAN.
Selama tinggal di kerajaan Fir'aun, Musa terus mendapat perlindungan Allah SWT. Bayi itu tidak mau disusui siapa pun. Dia hanya mau menyusu kepada ibu kandungnya yang berwajah Bani Israil.
Untuk memenuhi permintaan istri tercinta, Ramses II menyelenggarakan sayembara mencari perempuan yang mampu mengasuh dan menyusui bayi tersebut, dan akhirnya terpilihlah ibu kandung Musa sebagai pengasuh yang menyusui dan memelihara Musa sampai masa kanak-kanaknya berakhir.
(Lihat QS. 28: 12).

Singkat cerita, Nabi Musa yang merupakan musuh besar Fir'aun itu sejak bayi dipelihara dan dibesarkan dalam istana. Sampai pada suatu ketika, setelah menjadi pemuda, dia membunuh orang Qitbhi (orang Mesir asli) yang sedang berkelahi dengan seorang pemuda Bani Israil.

Fir'aun pun tak mampu menahan diri untuk menghukum Musa. Dia geram kepada Musa, pemuda Bani Israil yang sudah dipeliharanya bertahun-tahun, tetapi tetap saja menunjukkan pembelaannya kepada Bani Israil yang dia benci.





Musa akhirnya lari meninggalkan kota Memphis menuju negeri Madyan, di timur Mesir. Di sana, Musa diambil menantu olelh Nabi Syuaib sekaligus belajar agama kepadanya selama sepuluh tahun atau lebih.
(QS. 28: 27).

Menjelang usia 40 tahun, Musa bersama keluarganya meninggalkan negeri Madyan menuju Mesir. Di tengah perjalanan, di sekitar gunung Sinai, Musa melihat api di sebuah bukit. Dia pun mendaki bukit itu dan ternyata di bukit itulah dia menerima perintah dari Allah SWT untuk menghentikan kesewenang-wenangan Fir'aun serta mendakwahkan agama Tauhid. Allah pun membekali Musa dengan beberapa mukjizat.

TOBATNYA DITOLAK.
Setelah menerima wahyu di Gunung Sinai, Nabi Musa melanjutkan perjalanan ke kota kerajaan untuk menyampaikan ajaran Allah SWT. Ia menyatakan bahwa Allah pencipta alam semesta dan merupakan agama nenek moyangnya.
Tapi Fir'aun tetap menolak dan menyatakan bahwa dirinya sebagai Tuhan yang sebenarnya.

Kemudian Nabi Musa mengajak Bangsa Israil untuk keluar dari Mesir menuju Tanah Yang Dijanjikan Allah.
Upaya pergi itu diketahui oleh Raja Fir'aun dan kemudian mengerahkan 2 ribu pasukan inti untuk menghentikan langkah Bani Israil yang jumlahnya mencapai 600 ribu orang. Namun sayangnya, Bangsa Israil dapat meloloskan diri dari kejaran Fir'aun beserta bala tentaranya.

Dan bagi Fir'aun II, ia justru menemui ajalnya setelah tenggelam bersama pasukannya di laut merah.

Namun sebelum meninggal di tengah Laut Merah, Fir'aun sempat bertobat, akan tetapi tobatnya tidak diterima oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam ayat suci Al Qur,an,
"Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas mereka, hingga Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah ia,
"Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri."
(QS. Yunus: 90).

Allah SWT berfirman,
"Apakah sekarang (kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuaasaan Kami."
(QS. Yunus: 91-92).

Ramses II meninggal dunia dalam usia 97 tahun dan dimakamkan di Lembah Raja setelah mayatnya ditemukan rakyatnya dalam kurun waktu beberapa hari terombang-ambing ombak di Laut Merah.

Keberadaan muminya sempat tidak jelas. Baru pada tahun 1881, mumi Ramses II ditemukan para arkeolog di sekitar Lembah Raja untuk dipindahkan ke Museum Mesir di Kairo.
Wallahu A'lam.